" Senyummu untuk saudaramu adalah shadaqah. (Hr. Ibnu Hibban dan Baihaqi)
...Masa kanak-kanak sudah hilang,masa sudah silih berganti, maka selamat tinggal masa muda dan segala masa...
Meski menanam diri, tetaplah hina.. sangat hina. Untung saja setiap kehidupan ada akhirnya, karena berlama-lama, seakan memupuk kehinaan.. aku yang hina, tidak bisa menahan gelapnya dunia, meski berusaha ‘amal ma’ruf nahi munkar. Tetaplah hina. Sering kali merasa rapuh kala orang disekitar hanya memanfaatkan dengan manisnya, kala melampiaskan gelisah yang mendambakannya, padahal jauh berbeda dibalik benang. Sehina ini.. hina dihadapan segala.. Teruntuk Rabb ku segala Maha, tiadalah aku pasrah akan segala..
... “ Sesungguhnya Allah Ta’ala membentangkan tangan rahmat-Nya pada waktu malam supaya bertaubat orang yang melanggar pada siang hari, juga megulurkan tangan kemurahan_nya pada waktu siang, supaya bertaubat orang yang berdosa pada waktu malam. Keadaan itu tetap terus hingga matahari terbit dari barat ( HR. Muslim )
Aku tidak akan duduk bertopang dagu karena pertempuran, meski menghadapi gelombang musuh yang silih berganti datang.
Nantinya akan selalu ingat dan membutuhkan dirinya, apabila sudah sungguh-sungguh payah (berat). Pada waktu malam gelap gulita, tampak mencari sinar bulan purnama.
Apabila maut telah mencengkeramkan kuku-kukunya padaku, maka tidak dapat diletakkan dengan azimat, tumbal apapun. Bahkan menjumpai azimat itu tak berguna sama sekali..
Wahai kawanku ! siap-siaplah engkau dan selalu ingat maut. Sedangkan orang-orang yag lupa maut, adalah sesat yang jelas..
Dan mengucapkan selamat mimpi pada
gadis-gadis muda
Dan kita tidak akan melihatnya lagi
Wajah gembira di cermin
kita telah menjadi
Aku dan kau, aku
Sisa-sisa kerinduan..
|
This entry was posted on 7:12 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
0 comments: