Author: Unknown
•6:12 PM

Terbesit merayap usia dikala senja
Canggihnya dunia pemanja akal
Melupakan segala hakikat
Hakikat yang terbesit dari makna hidup sesungguhnya
Keenyaan yang tersirat di tempo senja
Mega menguning pertanda usia semakin renta
Layu.. hingga lumpuh enggan bisa menyentuh
                Dunia yang memanjakan
                Memadamkan segumpal daging penggerak akal
                Memejamkan segala mata dari segala syukur atas hakikat
                Membodohkan akan tempat pembalikan
                Renta tak bermakna
                Hingga penyesalan berujung luka
                Duka mengulurkan nanah dalam kehampaan
                Siksa di tempat pembalikan
Tak berarti segala permintaan ampun atas kelalaian
Sia-sia dalam kedurhakaan
Kesombongan yang melekat atas segala kekhilafan
Penyesalan yang tak berarti
Membuahkan kepedihan tiada ujung
Siksaan yang bundar

Hingga kesucian yang membawa pantas
Author: Unknown
•6:05 PM


Senja ini..
Bersorak  bersama mega
Berpedang berbanjar angin
Menguning kemenangan
Berasap berabu perak
                Senja ini..
                Melenyap membawa potret sandiwara
                Tertunduk pada rembulan sang raja malam
                Berbalik bergulirkan rinai hujan
                Merajut kenangan bersama ranting-ranting patah
                Menyimpul segala kenangan bersama daun bertebaran luka
Senja ini..
Pemotret kenangan
Tiada blurnya kehidupan
Tertata rapi bernada rintih
Memuja muji Sang Penggerak mega..
Memuja muji sang Penghancur para musuh
Dan senja ini Pemuja Sang Penyelamat
Berpedang bersama musuh
Bersabar menginjak alur pedang
Demi syurga dibalik pedang
Demi merengkuh segala Ma’ruf

Demi jauh dari segala mungkar
Author: Unknown
•9:37 PM


Atas tempo...  tak ada kepedulian
Atas tempo... merunduk tiada sapa
Atas tempo... tiada senyuman
Atas tempo... senja yang terabaikan
Atas tempo... sunyi rasa kasih
Atas tempo...
Ya atas tempo.. senja tak menyerah menghangatkan
Atas tempo.... mega bertepi di dermaga senja
Atas tempo... sekejap menghilang
Atas tempo... ada sepi dalam sembunyi
Atas tempo... senja menyapamu
Atas tempo... senja pergi meninggalkanmu
Atas tempo... senja tetap mencintaimu
Atas tempo.. pengharapan menggulung hidup
Atas tempo... senja merekam kenanganmu
Atas tempo... senja menunggu pucuk kebahagiaan

Dan atas tempo... jemarimu menyapa senja, kembali. Harap
Author: Unknown
•9:29 PM


Menyentuh saat-saat kehangatan
20’ dering menggemparkan
Pendaman yang dirajut sejak bendera Jepang berimajinasi
Anugerah seakan indah
Bercermin dibalik layar khayalan
                20’ menggetarkan
                Bukan tentang dunia milik berdua
                Bukan pula tentang kehidupan yang selamanya bahagia
                Tapi ini sebuah perubahan yang harus di selipkan
                Ya... diselipkan dalam bundarnya kenangan
                Takkan berujung
                Meski rindu menyesatkan aliran nafas
                Meski hati tersayat lumpuh
Ini aura senja
Saat mengenal Ilalang yang lembut akan kasih
Bersama mega mengulurkan tampon-tampon kehangatannya

bersama mega pula merengkuh menganggukkan persetujuan
Author: Unknown
•9:23 PM


            Hamparan bunga semerbak mewangi
            Sekujur senja yang menggigil kerinduan
            Larian angin mengalun
Mengulik ilalang dalam tarian fajar
Saaat embun mulai menghilang
Ilalang menari semakin lincahnya dengan mentari hangat
Sedang senja mengusik waktu tak ingin tau
Angin yang berbisik saat senja mulai tiba
Ilalang tiada lagi merindukan
Menyapa ilalang tiada makna hingga renta, mungkinkah..
Merunduk tak menyapa
Senja merindukan dengan firasat yang hangat
Saat atap dengan gelisahnya,

Senja berbalik tiada tumpahan rindu
Author: Unknown
•8:13 PM


Terpaku pada waktu
Menunggu sebuah cinta
Celoteh burung menyemangati
Hembusan angin pengawal mega
Sentuhan ilalang pemuja senja
Tergelincir mentari sore
Sorak angin melambai nada
Sapa senja di ufuk ilalang
Bercengkrama patuh bersama rasa
Mengulur rindu disemak - semak
Peluk senjaku bermega rindu

Untukmu ilalang pemuja senja
Author: Unknown
•9:27 PM




Sesak menghembus punggung
Beku jemari senja
Gelisah saat angin tak mampu memberhentikan hujan
Atap yang kelabu
Kini senja yang sembunyi
Dan ilalang yang merunduk kedinginan

Gemerincik hujan terus berlabuh
Hembus angin yang perlahan hilang
Hingga detak menuju gelap
Pengharapan bersama gelap dalam kerinduan
Hingga esok tiada hujan,
Dan senja menempuh kerinduan


Author: Unknown
•9:09 PM



Rintik hujan yang tak menginginkan pergi dari kerinduan daun
Daun yang enggan melepaskan jemarinya
Senja yang tersenyum menyentuh ilalang
Bersama pelangi yang berbinar secara perlahan
Gelisah hujan yang pergi dengan pasrah...
Mengalah.. dan
Berharap esok datang untuk daun

Kian senja yang menari bersama ilalang
Merangkai rindu dalam pelangi senja
Pelangi yang berbisik, saatnya aku menghilang..
Mega kuning, “kau temani tarian mereka..
Kau tak jauh indah dariku..
Senja dan ilalang menari tak menghiraukan..
Genggaman, seakan tak mengharapkan perpisahan..